1 Buku untuk Indonesia adalah sebuah program yang digagas oleh muda-mudi bangsa. Berawal dari keinginan untuk membantu anak-anak di desa terpencil, Rosa Dahlia, Anjar Fuadi, Chendy Maya dan Scolastica Febby memunculkan ide untuk mengumpulkan buku.
Program ini digagas pertama kali di angkringan depan kantor Kedaulatan Rakyat di Jalan Mangkubumi, Yogyakarta. Berawal dari cerita pengalaman Rosa berekspedisi ke gunung Binaiya, Maluku, mereka kemudian prihatin dengan keadaan pendidikan di daerah yang dilewati selama pendakian.
Manusela dan Maraina adalah dua desa yang membuat Rosa melihat masih minimnya fasilitas pendidikan di daerah terpencil. Dua desa tersebut masih mengandalkan kehidupan mereka pada alam. Belum ada aliran listrik, jarak desa ke kota bahkan dihitung dengan skala hari.
SD YPPK Manusela dan SD Negeri Maraina adalah dua sekolah yang dimiliki oleh dua desa ini.Dua sekolah ini tidak membebankan biaya pendidikan pada setiap siswa yang menempuh pendidikan. Hal ini dikarenakan masyarakat yang masih bergantung pada alam sehingga kehidupan mereka pun tidak membutuhkan banyak uang, kecuali untuk berobat.
Setelah lulus dari pendidikan tingkat dasar, jika mereka ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, mereka harus mengeluarkan uang yang terbilang banyak dibandingkan dengan biaya keseharian mereka di desa. Hal ini dikarenakan letak SMP yang ada di kota juga sejumlah uang yang harus dibayarkan dalam proses pendidikannya. Hal ini menyebabkan banyak siswa SD putus sekolah setelah menamatkan proses pendidikan dasar mereka.
“Mereka punya minat baca yang tinggi, sayang jumlah buku di sana tidak memadai,” ujar Rosa, pemudi yang berasal dari Magelang ini, menceritakan keprihatinannya terhadap pendidikan di Manusela dan Maraina.
Rosa Dahlia bersama tim 1 Buku untuk Indonesia kemudian memunculkan ide untuk mengumpulkan buku. Mereka tidak mempunyai banyak pengalaman di bidang-bidang sosial sehingga usaha ini terbilang nekat. Mereka mengandalkan teman-teman mereka dalam proses pengumpulan buku.
Selain mengandalkan teman-teman, mereka juga memanfaatkan akun twitter @1buku dan juga fanspage facebook “1 Buku untuk Indonesia” dalam pengumpulan buku. Aawalnya mereka merasa pesimis dengan keberhasilan program ini. Hal ini tidak membuat mereka patah semangat dalam mewujudkan pendidikan yang lebih maju di Manusela dan Maraina.
Karena kegigihan dan niat yang besar, dlaam waktu tiga bulan mereka berhasil mengumpulkan kurang lebih 2000 buku. Hal ini semakin membuat mereka percaya diri bahwa masih banyak pemuda yang antusias membantu anak-anak di dusun terpencil.
Selain mengumpulkan buku, mereka juga giat mencari dana untuk memberangkatkan buku-buku tersebut hingga di daerah yang dituju. Perjuangan sosial ini ternyata mendapat dukungan yang besar dari Wakil Gubernur dan Diknas Maluku sehingga kegiatan penyaluran buku ini pun semakin lancar.
Kehadiran mereka di manuslea dan Maraina mendapat sambutan hangat dari warga setempat. Siswa SD YPPK Manusela dan SDN Maraina antusias menyambut datangnya buku-buku tersebut. Mereka bahkan menulis surat berisi ucapan terimakasih bagi donatur yang telah memberikan buku melalui program 1 Buku untuk Indonesia ini.
Rosa Dahlia dan teman-teman 1 Buku untuk Indonesia telah membuktikan bahwa pemuda juga bisa membantu mencerdaskan bangsa. Kini mereka sedang mempersiapkan penyaluran buku di desa terpencil di Gunung Tambora. Ayo pemuda, kita ikut cerdaskan bangsa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar